Content Pruning, Rahasia Tersembunyi untuk Meningkatkan Kualitas dan Performa Website

Photo of author

Ditulis oleh Melynda Dyah

Seorang Content Writer yang membawa semangat dan kreativitas dalam setiap tulisannya. Bekerja untuk Zeka Digital dan untuk diri sendiri.

Mengelola website memang tidak hanya tentang membuat konten baru yang menarik. Tetapi juga tentang memastikan bahwa konten di dalamnya tetap relevan dan berkualitas. Salah satu strategi penting dalam hal ini adalah content pruning.

Ya, menambah konten baru secara konsisten memang berdampak positif bagi performa website. Namun seiring waktu konten juga dapat usang dan tidak relevan. Itulah mengapa content pruning perlu dilakukan agar kualitas website lebih optimal.

Karena dalam SEO, berkualitas atau tidaknya konten berpedoman pada ranking di SERP (Search Engine Result Page). Dimana semakin tinggi ranking sebuah konten, maka semakin berkualitas pula konten tersebut, begitupun sebaliknya.

Apabila pada website Anda terdapat konten yang gagal ranking atau bahkan tidak terindeks, maka konten tersebut masuk dalam kategori konten yang tidak berkualitas. Nah, konten tidak berkualitas inilah yang harus di pruning.

Mengenal apa itu content pruning, Sumber: pexels.com
Mengenal apa itu content pruning, Sumber: pexels.com

Apa Itu Content Pruning?

Dalam dunia digital, content pruning adalah istilah yang merujuk pada sebuah teknik SEO yang melibatkan penghapusan, pemangkasan, dan pengeliminasian konten-konten yang tidak berkualitas. Seperti: 

  • Konten dengan informasi yang sudah usang
  • Konten dengan performa buruk dan tidak lagi mendapatkan traffic atau engagement
  • Konten duplikat
  • Thin content (konten tipis)

Konsep pemangkasan konten sama seperti pemangkasan pada tumbuhan. Dimana “pruning” artinya memangkas beberapa bagian tubuh tanaman demi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang jauh lebih baik, sehat, dan produktif.

Begitupun dengan pemangkasan konten yang dilakukan pada teknik content pruning ini. Dengan memangkas konten yang tidak lagi berkualitas dan “mati”, maka website akan memperoleh performa yang jauh lebih baik. 

Baca Juga: Jaga Website Selalu Optimal dengan Rutin Cek Broken Link

Manfaat Content Pruning pada Website

Content pruning adalah teknik yang dapat membawa manfaat signifikan bagi keberhasilan platform digital. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari pemangkasan konten pada website, meliputi: 

1. Meningkatkan Kualitas Konten Website

Dalam dunia digital yang kompetitif ini, kualitas konten adalah kunci. Konten yang sudah usang dan tidak lagi relevan bisa saja merusak reputasi website dan menurunkan peringkat pencarian.

Dengan menghapus konten yang tidak lagi relevan dan berkualitas rendah, Anda memastikan bahwa setiap halaman yang tersisa memberikan informasi yang berisi dan dibutuhkan oleh audiens.

Hal ini tentunya dapat membantu menciptakan kesan profesional dan lebih terpercaya. Dimana secara tidak langsung ini juga dapat menarik serta mempertahankan audiens.

Dengan begitu, dapat meningkatkan engagement audiens dan mendorong mereka untuk terus mengunjungi website Anda. Sementara di mata search engine, pemangkasan konten dapat mengubah pandangan terhadap kualitas website Anda. 

Website dinilai menjadi lebih berkualitas dan authoritative. Sehingga dapat meningkatkan ranking website Anda pula. Jadi, content pruning ini dapat meningkatkan kualitas konten pada website Anda secara keseluruhan.

Meningkatkan kualitas konten website, Sumber pexels.com
Meningkatkan kualitas konten website, Sumber pexels.com

2. Distribusi Otoritas Website Menjadi Lebih Baik

Pemangkasan konten juga dapat membantu dalam distribusi otoritas yang lebih baik. Dalam SEO, setiap halaman website memiliki nilai otoritas tertentu yang berkontribusi pada peringkat website secara keseluruhan.

Ketika website memiliki lebih banyak halaman atau konten dengan kualitas rendah, otoritas yang tersebar sangat tipis dan mengurangi dampak positif pada halaman yang berkualitas tinggi.

Dengan menghapus konten berkualitas rendah, Google dapat lebih mudah membagikan nilai otoritas pada halaman yang benar-benar berkualitas dan berpotensi. Sehingga meningkatkan keseluruhan website di search engine.

Distribusi otoritas website menjadi lebih baik, Sumber: pexels.com
Distribusi otoritas website menjadi lebih baik, Sumber: pexels.com

3. Meningkatkan Kualitas Crawling oleh Search Engine

Search engine seperti Google menggunakan crawler untuk mengindeks halaman-halaman di website. Ketika website memiliki banyak konten usang atau tidak relevan, proses crawling bisa menjadi lebih lambat dan kurang efisien.

Content pruning inilah yang dapat membantu memperbaiki kualitas crawling dengan memastikan bahwa hanya konten relevan dan berkualitas tinggi yang terindeks oleh search engine.

Selain itu, pemangkasan konten tidak hanya membantu meningkatkan efisiensi proses crawling, tetapi juga memastikan bahwa konten yang ditampilkan di search engine adalah konten “berisi”.

Meningkatkan kualitas crawling oleh search engine, Sumber: yoast.com
Meningkatkan kualitas crawling oleh search engine, Sumber: yoast.com

4. User Experience (UX) yang Lebih Baik

Manfaat content pruning terakhir adalah dapat meningkatkan user experience (UX) atau pengalaman pengguna. Karena bagaimanapun, pengalaman pengguna adalah kunci keberhasilan sebuah website.

Ketika audiens mengunjungi website Anda, tentu mereka menginginkan konten yang relevan. Dengan pemangkasan ini, konten yang membingungkan, konten duplikat, serta konten yang tidak bermanfaat akan hilang dari website.

Sehingga mereka hanya akan menemukan konten-konten berkualitas tinggi. Dengan begitu, audiens akan menikmati kunjungan di website Anda, merasa puas dengan isi website, dan menganggapnya sebagai website yang high value.

User Experience (UX) menjadi lebih baik, Sumber: pexels.com
User Experience (UX) menjadi lebih baik, Sumber: pexels.com

Tips Melakukan Content Pruning

Dalam melakukan pemangkasan konten, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Di bawah ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pruning konten, meliputi: 

1. Inventarisasi dan Audit Konten

Langkah pertama dalam content pruning adalah dengan melakukan inventarisasi dan audit menyeluruh dari semua konten yang ada di website Anda.

Dalam hal ini, Anda bisa memanfaatkan tools seperti Google Analytics, Google Search Console, atau tool lainnya untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kinerja setiap halaman. Melalui tools tersebut, catat metrik penting seperti: 

  • Traffic yang didapatkan pada konten tersebut dari pencarian organik
  • Tingkat bounce
  • Waktu yang dihabiskan di halaman konten tersebut
  • Jumlah backlink berkualitas yang diperoleh, dan lain sebagainya.

Matrik ini dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan konten mana yang masih berkualitas dan mana yang perlu dilakukan perbaikan atau justru perlu dihapus.

Inventarisasi dan audit konten, Sumber: pexels.com
Inventarisasi dan audit konten, Sumber: pexels.com

2. Menentukan Batasan Nilai untuk Pruning

Setelah melakukan inventarisasi dengan matrik dan data-data penting, selanjutnya adalah memilih konten mana yang perlu dilakukan pruning. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat skor sebagai batasan.

Jadi, ketika terdapat konten dengan performa di bawah standar skor yang sudah ditentukan, Anda bisa memutuskan untuk memperbaiki atau menghapus konten tersebut.

Baca Juga: Pelajari Core Web Vitals untuk Performa Website Lebih Baik

Sebagai contoh, jika konten dibuat dengan tujuan mengarahkan traffic ke halaman layanan, maka dapat dilihat berapa rata-rata click through rate (CTR) secara keseluruhan.

Jika rata-rata semua konten memiliki CTR sebesar 3%, maka Anda bisa membuat batasan skor sebesar 2.5%. Nantinya, jika ada konten di bawah standar skor tersebut bisa diperbaiki atau dihapus.

Menentukan batasan nilai untuk pruning sumber: pexels.com
Menentukan batasan nilai untuk pruning sumber: pexels.com

3. Melakukan Tindakan Pruning

Setelah menentukan batasan nilai pada konten, langkah berikutnya adalah melakukan tindakan untuk konten mana yang perlu dioptimalkan, diperbaiki, atau justru dihapus.

Konten yang perlu dioptimalkan mungkin memiliki potensi tinggi tetapi kurang diperhatikan. Karena keyword SEO yang kurang tepat, judul kurang menarik, atau masalah teknis lainnya.

Konten yang perlu diperbaiki mungkin memiliki informasi yang sudah tidak lagi relevan, konten usang, atau thin content. Sehingga perlu dilakukan perbaikan agar tetap relevan bagi audiens.

Sementara, konten yang perlu dihapus adalah konten yang tidak bermanfaat sama sekali, memiliki performa sangat rendah, atau bahkan dapat merugikan reputasi website Anda.

Termasuk konten duplikat, halaman error, atau konten yang tidak sesuai dengan tujuan dibuatnya.

Melakukan tindakan pruning, Sumber: pexels.com
Melakukan tindakan pruning, Sumber: pexels.com

Kesimpulan

Pada akhirnya, content pruning adalah sebuah investasi jangka panjang dalam efektivitas digital Anda. Dengan menjaga platform digital Anda tetap berkualitas, Anda membuka jalan bagi pertumbuhan yang lebih sehat dan lebih kuat. 

Itulah mengapa ketika website sudah jadi, tugas Anda menjadi lebih banyak karena harus mengelola dan melakukan maintenance secara berkala. Tujuannya tentu saja agar website lebih berkualitas. 

Apabila Anda tidak memiliki cukup banyak waktu untuk melakukannya, Zeka Digital sebagai jasa digital marketing menyediakan layanan maintenance web. Bersama ahlinya, website Anda akan terus up to date mengikuti perkembangan digital.

Tinggalkan komentar

logo zeka digital official

Zeka Digital merupakan penyadia jasa digital marketing di Indonesia. Kami melayani untuk produk / layanan / jasa yang syar'i. Nikmati pelayanan yang prima, profesional dan amanah untuk usaha di seluruh Indonesia.

Tentang Kami

Zeka Digital - Penyedia Jasa Pemasaran Digital

Pringgolayan, RT.02/RW.44, Banguntapan,
Bantul, Yogyakarta 55198.

0811-265-1453
[email protected]

Chat Konsultasi