Inilah 9 Istilah Digital Marketing yang Harus Anda Pahami

Photo of author

Ditulis oleh Andrian Permana

As a lecturer, researcher, trainer and also someone who likes to write

Bisnis berbasis online di Indonesia semakin berkembang dari tahun ke tahun. Berkembang pesatnya bisnis online ini menuntut orang-orang yang berkecimpung di dalamnya untuk selalu mengikuti tren perkembangannya.

Digital marketing adalah salah satu tren yang harus diperhatikan, termasuk memahami istilah digital marketing. Di masa sekarang ini, yang namanya digital marketing sudah sangat populer. Hampir semua perusahaan menjalankannya.

Dapat dipahami, karena saat ini konsumen mengakses segala informasinya sebagian besar melalui internet. Jangan sampai nantinya Anda ketinggalan zaman dengan tren marketing terbaru ini.

Istilah di dalam digital marketing, Sumber: pexels.com
Istilah di dalam digital marketing, Sumber: pexels.com

Digital marketing adalah suatu cabang pemasaran khusus dari marketing, maka istilah-istilah yang digunakannya pun khusus. Banyak istilah khusus dalam digital marketing yang harus dipahami oleh para pemilik bisnis.

Memahami istilah-istilah khusus ini penting agar pemilik bisnis betul-betul memahami apa yang dikelola.

Bagi orang-orang yang sudah lama terjun ke dunia bisnis online pun harus memperbaharui pengetahuannya agar tetap up to date tentang perkembangan digital marketing saat ini.

Anda harus menguasai teknik dan pendekatan digital marketing terbaru untuk dapat selalu meningkatkan penjualan Anda.

Baca Juga: Strategi Jitu Pemasaran WhatsApp yang Wajib Diterapkan

Istilah dalam Digital Marketing

Menguasai istilah digital marketing ini akan menjadi dasar Anda untuk bertindak dalam merencanakan pemasaran digital paling efektif. Hal ini penting agar Anda tidak merencanakan pemasaran tersebut tanpa dasar ilmiah.

1. Online Presence

Online presence adalah ketersediaan informasi bisnis online Anda yang dapat ditemukan secara online, baik melalui desktop ataupun mobile. Anda dapat membangun online presence melalui website resmi, media sosial, sampai hasil pencarian Google.

Online presence ini menjadi salah satu faktor konsumen untuk melakukan pembelian. Saat ini orang-orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi produk atau jasa yang ingin mereka beli melalui internet.

“Berdasarkan riset Google, sebanyak 84 persen konsumen melakukan riset secara online sebelum melakukan pembelian, baik itu pembelian secara online maupun pembelian secara offline.”

Oleh karena itu, kehadiran informasi produk atau jasa yang Anda jual harus tersedia di internet. Hal ini akan memudahkan calon pembeli dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dibelinya.

Online presence, Sumber: opstart.ca
Online presence, Sumber: opstart.ca

2. Lead Generation

Istilah selanjutnya yang harus Anda pahami adalah lead generation. Setelah membangun online presence bisnis online Anda melalui website resmi, langkah Anda selanjutnya adalah membuat orang-orang di dunia maya mengunjungi website bisnis online Anda.

Usaha atau aktivitas yang dilakukan untuk menarik perhatian orang asing ini disebut dengan lead generation. Secara sederhana, lead generation merupakan proses menarik orang-orang agar mengetahui perusahaan Anda dan mengubah mereka menjadi calon konsumen potensial.

“Lead generation ini bertujuan untuk mendapatkan leads yang merupakan calon pelanggan potensial.”

Lead generation, Sumber: kompasiana.com
Lead generation, Sumber: kompasiana.com

3. Call to Action (CTA)

Di poin sebelumnya Anda mengubah orang-orang asing menjadi calon pelanggan potensial (leads). Usaha Anda belum berhenti sampai di sini. Anda harus mendorong leads ini untuk melakukan tindakan yang menguntungkan Anda.

Tindakan yang dimaksud dapat berupa memberikan informasi kontak, menjadi subscriber, dan yang paling utama adalah membeli produk atau jasa. Agar leads dapat melakukan tindakan tersebut, leads membutuhkan petunjuk atau perintah dari Anda.

Baca Juga: Inilah Strategi Ampuh Pemasaran Instagram, Penjualan Auto Meningkat

Petunjuk atau perintah itu disebut sebagai Call to Action (CTA). CTA dapat berupa gambar atau teks yang mendorong leads untuk melakukan sebuah tindakan. Salah satu tindakan yang sudah disebutkan sebelumnya.

Setelah mereka menyerap informasi mengenai produk atau jasa Anda dan memiliki ketertarikan, CTA ini berfungsi untuk mengakomodasi ketertarikan mereka. CTA ini penting agar calon konsumen atau pengunjung website Anda tahu apa yang harus mereka lakukan.

Call to Action (CTA), Sumber: pexels.com
Call to Action (CTA), Sumber: pexels.com

4. Landing Page

Pada poin sebelumnya telah dibahas mengenai CTA. Kemudian diarahkan ke mana setelah calon konsumen atau pengunjung website meng-klik CTA? Setelah meng-klik itu maka calon konsumen atau pengunjung website akan diarahkan ke laman yang disebut Landing Page.

Landing page adalah laman dari sebuah website yang dibuat secara khusus untuk tujuan marketing atau iklan. Landing page ini merupakan tempat “mendarat”nya calon pelanggan setelah meng-klik iklan AdWord, AdBanner, dan iklan lainnya.

Landing page ini memegang peranan penting dalam marketing karena semua conversion terjadi di laman ini. Apa itu conversion? Di poin setelah ini Anda akan mendapatkan penjelasan mengenai conversion.

Landing page, Sumber: zekadigital.com
Landing page, Sumber: zekadigital.com

5. Conversion

Conversion adalah situasi di mana leads melakukan tindakan sesuai yang diinginkan perusahaan. Sederhananya adalah mereka memberikan respon terhadap Call to Action (CTA) yang dirilis perusahaan.

Parameter keberhasilan sebuah bisnis online bukanlah trafik, melainkan conversion. Conversion menunjukkan berapa pengunjung website bisnis online yang melakukan tindakan yang menguntungkan pemilik bisnis.

Conversion ini dapat terwujud dalam berbagai bentuk berdasarkan tujuan marketing yang telah ditetapkan di awal. Bisa jadi conversion ini terwujud dalam bentuk calon pelanggan memberikan informasi kontak, menjadi subscriber, dan yang paling utama adalah membeli produk.

Semakin banyak orang yang melakukan conversion, semakin meningkat pula revenue yang akan didapatkan. Oleh karena itu, pemilik bisnis harus mampu mendorong orang-orang yang mengunjungi websitenya untuk melakukan conversion.

Conversion, Sumber: IG @tycoono
Conversion, Sumber: IG @tycoono

6. Conversion Rate Optimization (CRO)

Di poin sebelumnya Anda telah mempelajari conversion, yaitu mengubah pengunjung website menjadi konsumen. Persentase pengunjung website yang menjadi konsumen ini disebut dengan Conversion Rate.

Conversion rate yang rendah menandakan bahwa banyak calon pelanggan yang tidak melakukan conversion. Tentu Anda membutuhkan strategi tertentu agar bisnis yang Anda kelola mendapatkan conversion rate yang tinggi.

“CRO ini merupakan langkah sistematis untuk meningkatkan conversion rate di website bisnis Anda.”

Menurut HubSpot, terdapat dua langkah penting dalam CRO. Pertama, melakukan riset terhadap pengalaman user website. Tujuannya adalah memahami user, bagaimana perilaku mereka, dari mana datangnya, dan apa yang menyebabkan mereka convert atau tidak convert.

Kedua, menghilangkan halangan-halangan yang ditemukan pada riset sebelumnya. Tujuan akhir dari CRO ini adalah menetukan cara terbaik untuk meningkatkan conversion rate sebuah website. Jadi, trafik yang tinggi harus diikuti conversion yang tinggi pula.

Conversion Rate Optimization (CRO), Sumber: zekadigital.com
Conversion Rate Optimization (CRO), Sumber: zekadigital.com

7. Remarketing

Tidak semua orang yang mengunjungi website melakukan pembelian. Oleh karena itu, remarketing ini diperlukan. Remarketing ini memungkinkan Anda untuk menampilkan iklan langsung kepada orang-orang yang telah mengunjungi website Anda.

Ketika orang-orang tersebut meninggalkan website Anda, entah mereka membeli ataupun tidak membeli produk atau jasa Anda, mereka akan mulai melihat iklan-iklan Anda di tempat-tempat relevan di internet.

Tujuan utama dari remarketing adalah untuk mempertahankan buying intent atau keinginan membeli dari para calon pelanggan potensial maupun yang sudah menjadi pelanggan. Hal ini penting agar brand Anda menjadi yang pertama kali terlintas di pikiran calon pelanggan.

Remarketing, Sumber: zekadigital.com
Remarketing, Sumber: zekadigital.com

8. Consumer Acquisition Cost (CAC)

Consumer Acquisition Cost (CAC) atau Cost Per Acquisition (CPA) adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh konsumen baru. Riset pasar, membuat content marketing, dan iklan tentunya menghabiskan biaya yang tidak sedikit.

Tujuan utama dari consumer acquisition ini adalah peningkatan revenue. Menjadi hal penting untuk memahami berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk memperoleh konsumen baru dan berapa revenue yang dihasilkan.

Consumer Acquisition Cost (CAC), Sumber: pexels.com
Consumer Acquisition Cost (CAC), Sumber: pexels.com

9. Affiliate Marketing

Affiliate marketing adalah proses mendapatkan komisi dengan mempromosikan produk orang lain atau sebuah perusahaan. Jadi pelanggan tidak hanya membeli produk, tetapi juga mempromosikannya. Dengan begitu, mereka juga bisa menghasilkan uang.

Affiliate marketing, Sumber: pexels.com
Affiliate marketing, Sumber: pexels.com

Memahami istilah-istilah dasar digital marketing tidak hanya berguna ketika Anda menjalankan bisnis yang Anda kelola, tetapi juga menjadi bekal Anda untuk dapat terus mengikuti tren dan perkembangan digital marketing.

Demikianlah ulasan mengenai beberapa istilah digital marketing yang harus Anda pahami. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.

Tinggalkan komentar

logo zeka digital official

Zeka Digital merupakan penyadia jasa digital marketing di Indonesia. Kami melayani untuk produk / layanan / jasa yang syar'i. Nikmati pelayanan yang prima, profesional dan amanah untuk usaha di seluruh Indonesia.

Tentang Kami

Zeka Digital - Penyedia Jasa Pemasaran Digital

Pringgolayan, RT.02/RW.44, Banguntapan,
Bantul, Yogyakarta 55198.

0811-265-1453
[email protected]

Chat Konsultasi