Website Terkena Malware? Berikut Penyebab, Ciri, dan Cara Mengatasinya Secara Tuntas

Photo of author

Ditulis oleh Yuna Ni

I am a content writer at Zeka Digital. My focus is creating clear, engaging, and SEO optimized articles that help strengthen online visibility.

Website terkena malware menjadi mimpi buruk bagi siapapun yang memiliki bisnis atau mengelola situs online. Malware pada website adalah program berbahaya yang disisipkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk merusak, mencuri data, atau mengambil alih situs. 

Dampaknya sangat serius, mulai dari peringkat mesin pencari yang turun, reputasi yang rusak, hingga potensi kebocoran data pengunjung. Oleh karena itu, penting memahami cara mendeteksi dan mengatasinya agar keamanan website tetap terjaga.

Apa itu Malware pada Website?

Banyak orang sering mendengar istilah “malware”, akan tetapi tidak benar-benar tahu apa maksudnya, terutama ketika website terkena malware. Secara sederhana, malware pada website adalah kode atau program berbahaya yang disisipkan ke dalam situs.

Tujuannya adalah untuk merusak, mencuri data, atau mengambil alih kendali website. Malware bisa masuk melalui berbagai celah, seperti hosting yang tidak aman, tema yang tidak pernah diupdate, password lemah, hingga kurangnya perlindungan firewall. 

Mengenal apa itu malware pada website, Sumber: zekadigital.com
Mengenal apa itu malware pada website, Sumber: zekadigital.com

Berbeda dari virus biasa, malware website sering menyamar sebagai file system, script, atau bahkan konten halaman sehingga sulit terdeteksi. Dampaknya pun sangat merugikan. Malware bisa membuat performa SEO menurun hingga penurunan reputasi

Bahkan ada juga yang sampai mencuri data pelanggan atau website diblokir oleh pihak google. Secara umum, semua kode berbahaya yang ditanamkan untuk mengacaukan website termasuk dalam kategori malware. 

Banyak diantaranya bekerja diam-diam merusak file, membuka akses bagi peretas, atau mengirimkan data ke pihak lain tanpa sepengetahuan pemilik. 

Jenis-Jenis Malware yang Menyerang Website

Ada beberapa jenis malware yang sering menyerang website. Berikut adalah beberapa diantaranya:

1. Malware Injeksi Script (JS Injection)

Malware injeksi JavaScript merupakan salah satu bentuk malware berbahaya yang menyerang pihak klien dengan cara menyisipkan script .js berbahaya ke dalam kode halaman web. Ketika pengguna membuka halaman tersebut, skrip ini langsung berjalan di browser.

Hal itu terjadi tanpa mereka sadari. Dampaknya sangat serius karena bisa terjadi pencurian data pelanggan, pengambilalihan sesi login, hingga mengarahkan pengguna ke halaman palsu untuk tujuan phishing.

Yang membuat injeksi JavaScript semakin berbahaya adalah sifatnya yang hampir tak terlihat. Skrip bisa menyatu dengan elemen halaman, memanfaatkan celah kecil pada form, plugin, atau input yang tidak difilter dengan baik. 

Bahkan, banyak serangan jenis ini berhasil lolos dari sistem keamanan server karena eksekusinya terjadi di sisi pengguna. Akibatnya, website terlihat normal namun sesungguhnya sudah menjadi sarana penyebaran malware bagi pengunjungnya.

2. Redirect Malware

Serangan redirect adalah metode yang digunakan peretas untuk mengalihkan pengunjung dari halaman asli ke situs lain yang biasanya berbahaya. Serangan ini bisa terjadi tanpa disadari pengguna karena penyerang memanipulasi alur akses yang seharusnya normal.

Tekniknya beragam, kadang penyerang mengubah tautan sehingga url yang terlihat aman namun sebenarnya mengarah ke situs palsu. Ada juga yang memodifikasi respon http sehingga browser otomatis berpindah halaman. 

Dalam kasus lain, pengaturan DNS disusupi sehingga nama domain yang benar diarahkan ke alamat ip berbahaya. Bahkan router atau jalur jaringan pun bisa dikendalikan untuk memaksa pengguna menuju situs tertentu.

Dalam skenario man-in-the-middle, penyerang berada di antara pengguna dan server. Kemudian mengubah data untuk mengarahkan ke halaman berbahaya. Dampaknya pengguna bisa terkena phishing, pencurian data, atau malware tanpa sadar.

3. Phishing Pages

Phishing page adalah situs palsu yang dibuat mirip dengan website resmi untuk menipu pengguna agar memberikan informasi penting seperti username, password, atau data pribadi. Biasanya, korban dibawa ke halaman login palsu tanpa menyadari bahwa itu bukan situs asli.

Untuk membuatnya terlihat meyakinkan, pelaku sering menggunakan teknik seperti domain spoofing. Cara ini dilakukan dengan memalsukan nama domain atau homograph attack, yaitu memakai huruf yang mirip dengan domain asli sehingga sulit dibedakan. 

Serangan ini sering dibarengi dengan email atau pesan mendesak. Misalnya peringatan bahwa akun harus segera diperbarui atau akan diblokir. Tekanan seperti ini membuat korban panik dan mengikuti link menuju situs palsu, lalu akhirnya memberikan data mereka.

Salah satu contoh paling umum dari phishing page adalah halaman login palsu yang meniru tampilan bank atau layanan email terkenal. Banyak pengguna akhirnya tertipu dan kehilangan akses ke akun mereka karena memasukkan data pribadi di situs palsu tersebut.

Phishing pages, Sumber: zekadigital.com
Phishing pages, Sumber: zekadigital.com

4. Deface (Ubah Tampilan)

Deface website adalah tindakan meretas sebuah situs dengan cara mengubah isi atau tampilan halamannya. Peretas biasanya mengganti teks, gambar, atau menambahkan pesan tertentu sebagai tanda bahwa mereka berhasil masuk ke sistem.

Motivasi pelaku bisa bermacam-macam mulai dari sekadar pamer kemampuan, menyampaikan pesan politik atau sosial, hingga menyebarkan propaganda. Ada juga kasus dimana deface dilakukan oleh pihak luar yang ingin menguji keamanan situs.

Namun hal itu dilakukan tanpa seizin pemiliknya sehingga tetap dianggap pelanggaran. Serangan seperti ini sangat merugikan, apalagi jika menimpa website perusahaan besar, instansi pemerintah, atau toko online yang menyimpan banyak data penting. 

Website terkena malware deface sering disebabkan oleh celah keamanan pada CMS, kredensial lemah, tidak menggunakan SSL, konfigurasi server buruk dan plugin atau tema tidak terpercaya yang membuka peluang peretas menyisipkan kode berbahaya.

5. Backdoor Malware

Backdoor adalah cara yang digunakan peretas untuk masuk ke sebuah sistem atau jaringan tanpa izin. Melalui jalur tersembunyi ini, mereka bisa mengakses, memodifikasi, atau bahkan mengambil alih sistem sepenuhnya. 

Istilah ini sering muncul bersama kata “malware”, namun sebenarnya berbeda. Malware adalah program berbahaya secara umum, sedangkan backdoor adalah metode yang memungkinkan akses ilegal dan sering dibuat atau dimanfaatkan oleh malware.

Ada beberapa jenis backdoor yang perlu dipahami. Backdoor fisik terjadi ketika seseorang mendapatkan akses langsung ke perangkat. Misalnya memasang alat tambahan pada komputer atau server. Backdoor software muncul ketika ada program yang disisipkan.

Ada juga software yang sudah dimodifikasi sehingga memberi akses tersembunyi. Biasanya ini sulit dideteksi karena menyamar sebagai software normal. Sedangkan backdoor jaringan memanfaatkan celah pada jaringan sehingga peretas bisa masuk dari jarak jauh.

Penyebab Website Bisa Terkena Malware

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan website terkena malware. Beberapa diantaranya sebenarnya bisa dicegah dan dikurangi resikonya jika pemilik website memahami sumber masalahnya. 

1. Password Lemah atau Mudah Ditebak

Password yang lemah atau mudah ditebak menjadi salah satu penyebab utama mengapa sebuah website terkena malware. Ketika pemilik website menggunakan kata sandi yang terlalu mudah peretas dapat dengan mudah menebaknya melalui serangan coba-coba. 

Begitu mereka berhasil masuk ke akun admin atau panel hosting, peretas memperoleh kendali penuh untuk mengubah konfigurasi, mengunggah file mencurigakan, hingga menyisipkan script berbahaya yang menguntungkan mereka. 

Bahkan password lemah pada akun pendukung seperti juga bisa menjadi celah masuknya malware. Kondisi ini diperparah jika password yang sama digunakan di banyak platform sehingga peretas dapat mengambil alih website dengan mudah.

Password lemah atau mudah ditebak, Sumber: zekadigital.com
Password lemah atau mudah ditebak, Sumber: zekadigital.com

2. Plugin, Tema, atau Script Tidak Pernah Diupdate

Jika Anda  memakai content management system (CMS) seperti WordPress, Joomla, atau Drupal yang termasuk tema dan plugin di dalamnya maka harus rajin-rajin melakukan update. Versi yang tidak pernah diperbarui sangat berpotensi memiliki celah keamanan. 

Setiap sistem digital pasti memiliki kelemahan dan pihak pengembang rutin merilis update untuk menutup celah tersebut. Namun, ketika pemilik website tidak melakukan pembaruan, celah yang terbuka akan mudah dimanfaatkan penyerang.

Peretas biasanya menggunakan alat otomatis untuk memindai ribuan website dan mencari mana saja yang menggunakan versi lama. Begitu ditemukan, mereka dapat menyisipkan malware, mengambil alih akses admin, atau merusak file website. 

3. Hosting Tidak Aman

Meskipun jarang terjadi, masalah keamanan website kadang juga bisa berasal dari penyedia layanan hosting. Terutama jika Anda menggunakan shared hosting dengan standar keamanan yang rendah. Pada shared hosting, beberapa website berbagi satu server yang sama. 

Jika salah satu situs di server tersebut terinfeksi malware atau memiliki celah keamanan maka virus atau script berbahaya dapat menyebar ke website lain yang berada dalam server yang sama. Konfigurasi server yang kurang aman juga bisa dimanfaatkan peretas untuk menyusup

Oleh karena itu, penting untuk memilih hosting dengan reputasi baik. Jangan lupa perhatikan juga pengaturan keamanan server dan rutin memantau kredibilitas website agar terhindar dari risiko malware yang berasal dari layanan hosting.

Hosting tidak aman, Sumber: zekadigital.com
Hosting tidak aman, Sumber: zekadigital.com

4. Menggunakan Plugin Bajakan/Nulled

Menggunakan plugin bajakan atau nulled ibarat membuka pintu belakang bagi peretas tanpa disadari. Plugin jenis ini biasanya diunduh dari sumber tidak resmi dan sering dimodifikasi sebelum dibagikan. 

Di dalamnya, pengunggah bisa menyisipkan kode berbahaya seperti malware, backdoor, atau skrip yang bekerja diam‑diam di balik layar.Saat plugin tersebut dipasang, website bisa mulai berperilaku aneh. Misalnya muncul redirect, file berubah atau data pengguna dicuri.

Lebih buruk lagi, plugin nulled tidak pernah menerima update keamanan dari pengembang aslinya. Akibatnya, celah yang sudah diperbaiki pada versi resmi tetap terbuka di versi bajakan akan membuat website semakin rentan.

5. Akses Tidak Sengaja dari Perangkat Terinfeksi

Akses ke website dari perangkat yang sudah terinfeksi malware bisa menjadi salah satu penyebab website terkena malware. Tanpa disadari, laptop atau komputer yang digunakan untuk login ke dashboard admin bisa membawa skrip berbahaya yang aktif di latar belakang. 

Saat Anda memasukkan username dan password, malware tersebut dapat merekam kredensial lalu mengirimkannya ke peretas. Setelah mendapatkan akses, peretas dapat masuk ke website dan melakukan berbagai tindakan merugikan.

Peretas bisa saja menyisipkan script berbahaya, mengubah file, hingga mengambil alih seluruh sistem. Dalam beberapa kasus, perangkat yang terinfeksi bahkan dapat mengunggah file bervirus secara otomatis ke server.

Akses tidak sengaja dari perangkat terinfeksi, Sumber: zekadigital.com
Akses tidak sengaja dari perangkat terinfeksi, Sumber: zekadigital.com

6. Kurangnya Perlindungan Firewall

Ketika sebuah website tidak memiliki perlindungan firewall yang kuat maka bisa diibaratkan server terbuka tanpa penjaga yang mengawasi siapa saja yang keluar masuk. Firewall seharusnya menjadi lapisan keamanan pertama yang memeriksa setiap aktivitas.

Apakah aktivitas yang berjalan aman, mencurigakan, atau berpotensi berbahaya. Namun jika firewall lemah atau tidak dikonfigurasi dengan benar maka berbagai permintaan dari internet akan langsung diterima tanpa proses penyaringan.

Dalam kondisi seperti itu, bot otomatis, skrip berbahaya, hingga percobaan brute force bisa masuk dengan mudah ke server. Serangan seperti injeksi kode, akses port terbuka, atau eksploitasi celah sistem juga lebih mungkin berhasil.

Ciri-Ciri Website Terkena Malware

Website yang terkena malware biasanya menunjukkan berbagai tanda yang mudah terlihat, baik dari sisi performa maupun keamanan. Anda perlu mengenali ciri-cirinya sejak awal agar tidak terjadi kerusakan yang semakin parah dan data tetap aman.

1. Website Tiba-Tiba Redirect ke Situs Aneh

Jika website Anda mengarahkan pengunjung ke halaman tidak dikenal secara otomatis, ini adalah tanda kuat bahwa website terkena malware. Redirect biasanya terjadi karena peretas menyisipkan script berbahaya ke file tema, plugin, atau database. 

Tujuannya bisa mencuri traffic, menyebarkan malware lain, atau melakukan phishing. Redirect juga sering muncul hanya untuk pengunjung tertentu. Contohnya pengguna mobile atau traffic dari google sehingga sering luput dari pemilik website.

2. Loading Website Sangat Lambat

Malware dapat membebani server karena menjalankan script tersembunyi di latar belakang. Misalnya mengirim email spam ke akun orang lain atau memanggil banyak request ke server luar sehingga membebani website.

Aktivitas mencurigakan ini menyedot resource CPU dan RAM sehingga website terasa sangat lelet, bahkan bisa mengalami timeout. Jika sebelumnya website normal lalu mendadak berat tanpa perubahan besar, itu patut dicurigai sebagai tanda infeksi malware.

3. Muncul Pop-Up atau Script yang Tidak Pernah Dipasang

Tanda umum lain dari serangan malware adalah munculnya pop-up, iklan, atau elemen yang tidak pernah Anda tambahkan. Biasanya script ini disisipkan melalui file JavaScript atau plugin yang terinfeksi. Pop-up tersebut biasanya berisi iklan berbahaya.

Ada juga yang berisi ajakan mengunduh aplikasi palsu atau halaman penipuan. Jika tiba-tiba tampilan website berubah tanpa intervensi Anda maka itu menjadi sinyal kuat adanya penyisipan kode berbahaya.

Muncul pop-up atau script yang tidak pernah dipasang, Sumber: zekadigital.com
Muncul pop-up atau script yang tidak pernah dipasang, Sumber: zekadigital.com

4. URL Terdeteksi Sebagai Unsafe oleh Browser atau Google

Browser modern seperti chrome, firefox, atau edge mampu mendeteksi aktivitas mencurigakan dari suatu situs. Jika website terkena malware, browser bisa menampilkan peringatan “deceptive site ahead” atau “malicious website detected”. 

Google safe browsing juga bisa memblokir akses sementara demi keamanan pengunjung. Ketika peringatan ini muncul maka artinya google atau browser menemukan indikasi injeksi script, phising, atau file berbahaya di website Anda.

5. Ada File atau Folder Asing yang Mencurigakan

Salah satu ciri paling jelas website terkena malware adalah adanya file atau folder baru yang tidak pernah Anda buat. File tersebut biasanya memiliki nama aneh seperti “xyz.php”, “tmp_123”, atau menggunakan nama yang mirip file sistem untuk mengelabuhi. 

File ini berfungsi sebagai pintu belakang (backdoor) bagi peretas untuk masuk kembali meskipun Anda sudah membersihkan malware. Pemeriksaan file manager atau FTP sering menunjukkan adanya perubahan catatan waktu yang mencurigakan.

Baca Juga: Visitor Website Menurun? Tenang, Ini Solusi Praktisnya!

6. Google Search Console Memberikan Peringatan Malware

Google search console akan mengirim notifikasi jika mendeteksi script berbahaya, halaman palsu, atau kegiatan mencurigakan pada website. Peringatan bisa berupa “hacked content”, “malware detected”, atau “security issues”. 

Jika Anda menerima pesan seperti ini, artinya google sudah menemukan ancaman nyata di website Anda. Masalah keamanan ini harus segera ditangani karena google dapat menurunkan ranking dan menampilkan peringatan merah pada hasil pencarian.

7. Ranking SEO dan Trafik Tiba-Tiba Turun Drastis

Malware dapat mempengaruhi performa SEO. Redirect, spam halaman, atau injeksi script dapat membuat google menganggap website tidak aman sehingga ranking turun drastis. Selain itu, jika website ditandai berbahaya maka pengunjung enggan mengaksesnya.

Tentu saja hal itu akan membuat trafik anjlok. Penurunan ini biasanya terjadi tiba-tiba dalam hitungan hari. Jika tidak ada perubahan besar tetapi grafik google analytics merosot tajam ada kemungkinan website terinfeksi malware.

Ranking SEO dan trafik tiba-tiba turun drastis, Sumber: zekadigital.com
Ranking SEO dan trafik tiba-tiba turun drastis, Sumber: zekadigital.com

Dampak Website Terinfeksi Malware

Dampak website yang terinfeksi malware bisa sangat merugikan, baik bagi pemilik maupun pengunjung. Serangan ini tidak hanya menurunkan performa situs akan tetapi juga dapat menimbulkan kerugian bisnis.

1. Kehilangan Kepercayaan Pengunjung

Ketika website terkena malware, pengunjung akan langsung merasa tidak aman saat mengaksesnya. Peringatan dari browser, munculnya pop-up mencurigakan, atau redirect ke situs asing membuat mereka ragu untuk kembali.

Sekali kepercayaan hilang maka akan sangat sulit untuk memulihkannya. Pengunjung biasanya memilih meninggalkan situs dan mencari alternatif lain yang lebih aman. Dampaknya loyalitas pengguna perlahan menghilang.

Kehilangan kepercayaan pengunjung, Sumber: zekadigital.com
Kehilangan kepercayaan pengunjung, Sumber: zekadigital.com

2. Penurunan Performa SEO

Malware dapat menurunkan performa SEO karena google menganggap website tersebut berisiko bagi pengguna. Mesin pencari dapat menurunkan peringkat halaman secara drastis, bahkan menghilangkannya dari hasil pencarian.

 Selain itu, file berbahaya sering membuat loading website menjadi lambat. Pengunjung tidak akan suka dengan website yang lambat. Kombinasi faktor ini membuat kualitas SEO jatuh sehingga trafik organik menurun.

3. Potensi Pencurian Data Pengguna

Salah satu bahaya terbesar dari malware adalah mencuri data pengguna seperti email, password, informasi pembayaran, hingga data pribadi. Malware tertentu dapat merekam aktivitas pengunjung atau mengarahkan mereka ke halaman login palsu. 

Hal ini bukan hanya merugikan pengguna akan tetapi juga meningkatkan risiko komplain terhadap pemilik website. Sekali data bocor, reputasi situs bisa anjlok dan pengunjung akan merasa tidak aman untuk datang kembali.

Potensi pencurian data pengguna, Sumber: zekadigital.com
Potensi pencurian data pengguna, Sumber: zekadigital.com

4. Website Diblokir oleh Google (di-blacklist)

Jika google mendeteksi website terkena malware maka akan langsung diblokir atau diberi tanda peringatan. Akibatnya, situs tidak bisa diakses secara normal dan trafik akan turun drastis. Proses pemulihan dari blacklist membutuhkan waktu.

Anda harus membersihkan seluruh malware, memperbaiki keamanan, lalu mengajukan permohonan review ulang ke google. Selama masa ini, potensi kehilangan pengunjung sangatlah besar.

5. Kerugian Bisnis dan Reputasi

Website yang terinfeksi malware bisa menyebabkan kerugian finansial, terutama jika digunakan untuk toko online atau aktivitas bisnis lainnya. Transaksi dapat terhenti, kepercayaan pelanggan menurun, dan reputasi perusahaan ikut tercoreng. 

Pengguna akan ragu melakukan pembelian atau memberikan data pribadi. Perbaikan website yang rusak pun memerlukan biaya tambahan. Jika tidak segera diatasi, serangan malware dapat berdampak jangka panjang terhadap citra dan reputasi bisnis.

Kerugian bisnis dan reputasi, Sumber: zekadigital.com
Kerugian bisnis dan reputasi, Sumber: zekadigital.com

Cara Mengecek Website yang Terkena Malware

Mengetahui apakah website Anda terkena malware atau tidak sangatlah penting. Dengan melakukan pengecekan secepat mungkin, Anda bisa mengamankan data dan menjaga performa website agar tetap stabil.

1. Scan Menggunakan Google Search Console

Google search console menyediakan fitur security issues yang akan memberi tahu jika google mendeteksi malware, phishing, atau aktivitas berbahaya di website. Fitur ini sangat membantu karena analisis dilakukan langsung oleh sistem google. 

Ketika ditemukan ancaman GSC akan menampilkan jenis masalah, halaman yang terinfeksi, dan saran perbaikan. Jadi, Anda bisa segera mengetahui ancaman sejak awal sebelum merusak reputasi maupun peringkat SEO.

Scan menggunakan Google Search Console, Sumber: zekadigital.com
Scan menggunakan Google Search Console, Sumber: zekadigital.com

2. Cek Via Tools Scanner 

Tools pemindai online seperti Sucuri, VirusTotal, atau SiteCheck dapat digunakan untuk mendeteksi malware secara cepat tanpa perlu masuk ke server. Alat ini akan memindai url dan aktivitas yang tidak wajar. 

Selain itu, beberapa tools memberikan laporan detail tentang jenis ancaman yang ditemukan, tingkat keparahan, dan langkah yang harus dilakukan. Dengan scan berkala, Anda bisa menilai kondisi website dari luar dan mencegah penyebaran malware.

3. Cek File Website Melalui FTP

Melalui FTP, Anda bisa memeriksa struktur file website secara langsung. Metode ini cukup efektif untuk menemukan file asing atau script yang disisipkan oleh hacker. Biasanya malware tersembunyi dalam folder.

Caranya yaitu dengan cek folder themes, plugins, dan direktori utama. Perhatikan file dengan nama tidak biasa atau waktu modifikasi yang janggal. Contohnya seperti wp-temp.php atau backdoor.php karena sering menjadi tanda adanya malware.

4. Periksa Modifikasi File 

File penting seperti .htaccess, index.php, atau file inti lainnya sering menjadi target peretas. Malware biasanya disisipkan dalam bentuk script tersembunyi, redirect otomatis, atau instruksi yang memaksa pengunjung menuju situs berbahaya. 

Dengan mengecek perubahan pada file ini, terutama baris kode asing, encrypt base64, atau script panjang yang tidak jelas maka Anda bisa mengetahui apakah ada modifikasi yang mencurigakan.

5. Memeriksa Login yang Mencurigakan

Aktivitas login yang tidak wajar seperti percobaan login berulang atau akses dari negara yang tidak dikenal bisa menjadi tanda website terkena malware. Hacker sering mencoba masuk melalui cara coba-coba atau menggunakan password bocor

Dengan memeriksa log aktivitas admin, Anda bisa melacak perilaku mencurigakan sejak awal. Jika ditemukan aktivitas yang tidak normal, segera ubah password, aktifkan two-factor authentication, dan batasi akses ke halaman login.

Memeriksa login yang mencurigakan, Sumber: zekadigital.com
Memeriksa login yang mencurigakan, Sumber: zekadigital.com

Cara Mengatasi Website yang Terkena Malware

Jika website yang Anda kelola terlanjur terserang malware maka segera lakukan tindakan. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa Anda coba lakukan untuk mengatasi website yang terkena malware.

1. Backup Data (jika memungkinkan)

Langkah pertama ketika website terinfeksi malware adalah melakukan backup data. Backup ini berguna sebagai cadangan jika proses pembersihan menyebabkan error atau data hilang. Meskipun beberapa file mungkin sudah terinfeksi.

Dengan memiliki salinan aslinya maka Anda akan lebih mudah dalam mengidentifikasi file mana saja yang berubah. Backup juga mempermudah proses pemulihan jika perlu melakukan reinstall penuh. Namun pastikan Anda melakukan backup secara hati-hati.

Backup data, Sumber: zekadigital.com
Backup data, Sumber: zekadigital.com

2. Hapus File Mencurigakan

Jika Anda menjumpai file atau program yang terasa asing, langkah terbaik yang perlu dilakukan adalah segera menghapusnya. Jangan takut menghilangkan file yang tidak Anda kenali, terutama bila asal-usulnya tidak jelas. 

Perlu diingat, banyak malware bisa menyamar atau berpindah lokasi agar sulit ditemukan. Oleh karena itu, lakukan pengecekan dengan teliti sebelum menghapus data agar Anda benar-benar menghilangkan ancaman tanpa mengganggu file penting.

3. Update Semua Plugin, Tema, dan CMS

Versi lama dari plugin, tema, atau CMS sering mengandung celah keamanan yang mudah dieksploitasi. Dengan memperbarui semuanya ke versi terbaru, Anda menutup celah yang bisa dimanfaatkan malware. 

Update juga otomatis mengganti beberapa file inti dengan versi yang lebih bersih. Hal itu membuat peluang infeksi ulang berkurang. Pastikan melakukan update setelah memastikan file penting aman dan lakukan pengecekan ulang setelah proses update selesai.

Update semua plugin, tema, dan CMS, Sumber: zekadigital.com
Update semua plugin, tema, dan CMS, Sumber: zekadigital.com

4. Ganti Seluruh Password (hosting, admin, database)

Setelah malware dibersihkan, segera ganti semua password yang berhubungan dengan website untuk mencegah akses ilegal berulang. Gunakan kombinasi kata sandi yang kuat dan unik untuk cPanel, FTP, database, serta akun admin CMS. 

Jika hacker sudah menanam backdoor atau mencuri kredensial lama maka mengganti password merupakan langkah wajib agar mereka tidak bisa masuk kembali. Hindari menggunakan password lama dan gantilah dengan yang baru.

5. Instal Security Plugin atau Firewall

Menginstal plugin keamanan atau firewall bisa membantu mencegah serangan malware. Firewall berfungsi sebagai lapisan perlindungan tambahan dengan memonitor lalu lintas yang masuk ke website Anda.

Beberapa plugin bahkan mampu melakukan scan otomatis dan memberikan notifikasi jika ada aktivitas yang tidak biasa. Langkah ini sangat penting setelah pembersihan malware untuk mencegah infeksi ulang.

6. Bersihkan Database dari Script Jahat

Membersihkan malware di database bisa dilakukan dengan menjalankan perintah SQL melalui phpMyAdmin atau konsol MySQL. Dalam proses ini, penggunaan regex akan sangat membantu. 

Jika kode berbahaya dalam tabel wp_posts muncul di kolom post_content dan selalu diakhiri dengan tag <script> maka Anda bisa menghapusnya dengan satu perintah menggunakan REGEXP_REPLACE.

7. Hubungi Hosting Jika Infeksi Terjadi dari Server

Jika Anda merasa infeksi berasal dari server atau hosting, segera hubungi penyedia hosting. Mereka memiliki akses untuk memeriksa dan membersihkan bagian yang tidak bisa Anda akses secara mandiri. 

Kadang, infeksi menyebar dari website lain dalam satu server sehingga tindakan dari hosting sangat diperlukan. Penyedia hosting juga dapat memberikan rekomendasi keamanan tambahan atau melakukan pemindahan akun ke server yang lebih aman.

Baca Juga: Cara Promosi Melalui Website untuk Meningkatkan Visibilitas Bisnis

Cara Mencegah Website Kembali Terinfeksi Malware

Tindakan pencegahan tentu lebih baik daripada perbaikan. Karena perbaikan akan menghabiskan lebih banyak waktu, tenaga, dan biaya. Agar website tidak terkena malware, Anda bisa melakukan beberapa tindakan pencegahan di bawah ini:

1. Rutin Update Plugin, Tema, dan CMS

Rutin memperbarui plugin, tema, dan CMS penting dilakukan  karena setiap pembaruan biasanya membawa perbaikan keamanan untuk menutup celah yang sebelumnya ditemukan. Jika Anda tetap menggunakan versi lama, peretas bisa memanfaatkan kerentanan tersebut.

Hacker bisa menyusupkan malware ke website. Selain itu, update juga meningkatkan stabilitas sistem sehingga risiko error yang bisa membuka peluang serangan semakin kecil. Dengan rutin update, website terkena malware bisa dihindari.

2. Mengaktifkan Firewall Website

Firewall website berfungsi sebagai lapisan pertahanan awal yang menjaga situs dari berbagai ancaman. Dengan adanya firewall, aktivitas mencurigakan atau akses dari sumber yang tidak dikenal bisa langsung diblokir. 

Web Application Firewall (WAF) menjadi pilihan efektif untuk menangkal serangan seperti SQL injection, cross-site scripting (XSS), hingga berbagai jenis malware. Anda bisa mengaktifkan firewall melalui penyedia hosting atau memanfaatkan layanan eksternal.

3. Menggunakan Plugin Keamanan

Menggunakan plugin keamanan sangat penting untuk melindungi website dari serangan malware karena plugin ini bekerja sebagai sistem deteksi dan pertahanan tambahan yang tidak disediakan secara default oleh CMS. 

Jangan lupa juga pastikan plugin dan tema selalu diperbarui. Pembaruan biasanya berisi perbaikan dari celah keamanan yang sebelumnya ditemukan. Jika sebuah plugin atau tema sudah tidak mendapat update, segera hapus dengan alternatif yang masih aktif dikembangkan.

Menggunakan plugin keamanan, Sumber: zekadigital.com
Menggunakan plugin keamanan, Sumber: zekadigital.com

4. Gunakan Hanya Plugin/Tema Original

Plugin dan tema nulled sangat berbahaya untuk SEO karena banyak diantaranya disisipi malware yang secara diam-diam menambahkan tautan spam pada website Anda. Link tersebut bisa menuju situs berisiko seperti judi atau pornografi.

Membersihkannya pun sulit karena harus memeriksa file satu per satu. Meski Anda merasa tidak ada masalah karena tidak melihat error atau tautan aneh, mesin pencari seperti google mampu mendeteksinya dengan cepat. 

5. Ganti Password Secara Berkala

Mengganti password secara berkala sangat penting untuk mencegah website terkena malware karena password adalah tindakan pencegahan pertama yang melindungi akses ke server, admin panel, dan database. 

Jika password yang Anda gunakan lemah atau sudah diketahui pihak lain, peretas bisa dengan mudah masuk dan memasang malware tanpa terdeteksi. Sebaiknya Anda mengganti password setiap tiga bulan sekali.

Ganti password secara berkala, Sumber: zekadigital.com
Ganti password secara berkala, Sumber: zekadigital.com

6. Aktifkan Fitur Two-Factor Authentication

Di era digital yang penuh resiko, menambah lapisan keamanan adalah langkah yang sangat penting. Salah satu metode yang paling efektif adalah mengaktifkan Two-Factor Authentication (2FA). 

Sistem ini bekerja dengan memberikan verifikasi tambahan setelah login sehingga akses ke akun tidak hanya bergantung pada password saja. Dengan dua langkah ini, meskipun password bocor, peretas tetap tidak bisa masuk tanpa kode verifikasi.

Aktifkan fitur two factor authentication, Sumber: zekadigital.com
Aktifkan fitur two factor authentication, Sumber: zekadigital.com

7. Lakukan Scanning Berkala

Lakukan scanning berkala pada website untuk mencegah malware. Scanning yang dimaksud adalah proses memeriksa seluruh file, database, dan aktivitas website untuk mendeteksi apakah ada hal yang mencurigakan.

Scanning berkala membantu memastikan bahwa plugin, tema, dan konfigurasi website tetap aman. Semakin sering dilakukan, semakin kecil kemungkinan website terkena malware tanpa disadari.

Kesimpulan

Malware adalah ancaman serius yang dapat merusak performa, keamanan, dan reputasi website. Jika website sudah terinfeksi, Anda harus segera melakukan tindakan agar kerusakan tidak menyebar dan data tetap aman.

Bagi pemilik website, sekarang adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan lapisan keamanan dan mengoptimalkan performa situs. Jika Anda membutuhkan bantuan profesional karena website terkena malware,  Zeka Digital siap membantu.

Kami dikenal sebagai jasa SEO bergaransi, akan tetapi tim Zeka Digital tidak hanya fokus pada peningkatan peringkat di mesin pencarian saja namun juga memastikan website klien tetap aman, cepat, dan bebas dari ancaman malware. 

Layanan kami mencakup optimasi teknis, perbaikan keamanan, dan pemantauan berkelanjutan untuk menjaga stabilitas website Anda. Dengan dukungan penuh dari Zeka Digital, Anda bisa lebih tenang menjalankan bisnis.

Leave a Comment

logo zeka digital official

Zeka Digital merupakan penyadia jasa digital marketing di Indonesia. Kami melayani untuk produk / layanan / jasa yang syar'i. Nikmati pelayanan yang prima, profesional dan amanah untuk usaha di seluruh Indonesia.

Tentang Kami

Zeka Digital - Penyedia Jasa Pemasaran Digital

Alamat & Kontak

Pringgolayan, RT.02/RW.44, Banguntapan,
Bantul, Yogyakarta 55198.

0811-265-1453
[email protected]

Chat Konsultasi