Dalam menjual produk tentu setiap penjual akan berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan pelanggan yang loyal. Ada banyak strategi pemasaran yang bisa digunakan, salah satunya adalah marketing funnel strategy atau biasa disebut dengan corong pemasaran.
Konsumen yang loyal dan membeli produk Anda kembali akan memberikan dampak yang signifikan bagi bisnis Anda selain repeat order. Salah satunya adalah ulasan yang baik dimana ulasan yang positif pada website penjualan mampu memberikan rating yang menjadikan kepercayaan bagi pelanggan baru.
Hal lain yang lebih utama adalah ketika pelanggan Snda memberikan rekomendasi kepada orang lain secara langsung mengenai produk Anda. Tentu, hal ini mampu menciptakan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi daripada ulasan di website.
Bagaimana cara menciptakan kondisi ini dan mempertahankannya ?
Marketing Funnel Strategy
Banyak artikel yang membahas bagaimana dan seperti apa proses pembelian yang dilakukan oleh pelanggan hingga ia menjadi pelanggan tetap. Atau, bahkan menjadi loyalis suatu produk.
Urutan dari proses pelanggan mengalami masalah, atau membutuhkan sesuatu kemudian mencari informasi sampai ia benar-benar membeli dan menjadi loyalis dapat di gambarkan sebagai sebuah corong pemasaran.
Dalam proses yang berlangsung, Anda sebagai pebisnis bisa mengambil bagian dengan cara mempengaruhi calon konsumen untuk bertindak sesuai dengan arahan. Tentu, hal itu dilakukan dengan cara yang super halus.
Pengambilan Keputusan Konsumen
Jika mau jujur, sebenarnya semua pebisnis menginginkan pelanggan yang membeli produk untuk mencari atau mendapatkan solusi dari permasalahan yang mereka dapatkan.
Secara kasar bisa diumpamakan, penjual nasi goreng atau makanan apapun tentu lebih suka dagangannya dibeli oleh pembeli yang kelaparan, bukan pembeli yang membeli dagangan karena penjualnya cantik.
Karena itu urutan prosesnya bisa diuraikan dalam poin-poin berikut ini. Dalam hal ini kami akan mengumpamakan dalam kasus pembelian nasi goreng oleh seseorang.
1. Masalah
Seseorang atau kita sebut konsumen mulai memiliki masalah. Masalah yang ia hadapi kadang datang secara spontan. Namun, ada juga yang memang disimpan untuk diselesaikan di kemudian hari.
Dalam pembahasan ini kami memberikan pemisalan masalah spontan yakni: rasa lapar.
2. Pencarian Informasi
Biasanya konsumen akan mengingat informasi yang telah diterima sebelumnya, dimana ia bisa mengatasi masalah yang sedang ia hadapi.
Konsumen akan menumbuhkan ingatan tentang warung nasi goreng terdekat. Bisa berupa ingat akan lokasi lapak yang menjual nasi goreng, plakat yang tertera, atau memang mendapatkan rekomendasi dari orang lain mengenai nasi goreng yang enak dan sebagainya.
3. Mempertimbangkan
Konsumen akan mempertimbangkan berbagai pilihan yang ada di benaknya. Konsumen baru tidak memiliki pijakan yang kuat.
Ia kan memilih dimana ia akan membeli nasi goreng. Ada banyak pilihan. Rekomendasi orang lain tentang nasi goreng biasanya yang terkuat. Namun itu bukan sesuatu yang pasti.
4. Memutuskan
Konsumen menentukan keputusannya. Dalam memutuskan hal ini konsumen tidak sembarang memutuskan. Ada banyak faktor penghambat dan konsumen memiliki alasan dengan keputusan yang ia lakukan.
Ia membeli nasi goreng sesuai dengan pilihannya.
5. Evaluasi
Konsumen mengevaluasi pembelian mereka.
Apakah mereka tidak lapar lagi karena porsnya banyak, apakah nasi gorengnya enak, apakah harganya murah dan lainnya.
Baca Juga: Membangun Kepercayaan Konsumen, Ini Caranya!
Bagaimana Konsumen Berperilaku ?
Perilaku konsumen dari ia memiliki masalah sampai ia mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut sebenarnya tidak memiliki pola yang baku di antara setiap individu. Juga, mungkin berbeda jika ada pada situasi yang berbeda. Semua perilaku konsumen tidak bisa diprediksi dengan pasti dan tidak bisa diukur.
Terkadang konsumen tidak berperilaku seperti yang sudah diuraikan diatas karena berbagai hal. Mungkin karena produk terlampau mahal untuk ukuran mereka, lokasi yang jauh, lapak yang ramai sehingga konsumen malas untuk masuk dan berbagai faktor lain yang mempengaruhi keputusan konsumen. Hal ini kami menyebutnya sebagai faktor penghambat.
Namun tidak jarang konsumen berpelikau tidak berdasar pada faktor tersebut. Mereka bergerak berdasarkan perasaan emosional mereka seperti kampanye Buy Muslim First, Beli Indonesia atau hal lain.
Hal tersebut ternyata bisa menciptakan pola baru dan benar benar berbeda. Di sinilah, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa tidak ada pola yang baku dalam menyikapi alur perjalanan konsumen.
Ikut Ambil Bagian
Karena tidak ada yang baku itulah, Anda sebagai pebisnis harus mampu masuk dan mengambil bagian dalam menentukan keputusan konsumen dalam perjalanannya. Konsumen baru sebenarnya masih labil, sehingga tidak ada pijakan yang kuat sehingga Anda bisa ‘menguatkannya’ dan mereka akan memberikan kepercayaan pada produk Anda.
Mengelola perjalanan konsumen menuju akhir yang sesuai dengan keinginan Anda membutuhkan pemahaman. Terlebih tentang bagaimana konsumen dengan berbagai karakteristik menentukan keputusan yang terkait dengan jenis produk yang anda jual.
Peran Anda sebagai pebisnis adalah membuat konten yang dengan lembut memandu konsumen menuju keputusan, mengatasi hambatan yang terjadi dalam mengambil keputusan.
Untuk mengelola perjalanan konsumen harusnya Anda mengetahui di mana posisi konsumen yang Anda prospek saat ini. Nantinya, Anda mengetahui dengan treatment seperti apa Anda memberikan ‘panduan’ kepada konsumen agar mereka menentukan keputusan terbaik, yakni sesuai dengan harapan Anda.
1. Menyajikan Informasi
Ketika konsumen mencari informasi di dunia maya, Anda sebisa mungkin menyajikan informasi yang relevan sesuai dengan informasi yang dicari oleh kosumen. Anda bisa memaksimalkan penggunaan mesin pencari dengan menggunakan jasa SEO. Dengan menggunakan jasa SEO, website Anda akan berada di urutan page pertama SERP.
Banyak pilihan kata kunci yang bisa Anda jadikan target optimasi. Anda bisa melakukan riset kata kunci di berbagai tools yang disediakan baik berbayar atau gratis.
Local SEO juga berpengaruh dengan penargetan konsumen di daerah tertentu. Anda bisa menggunakan metode ini untuk mencari peluang di persaingan yang lebih spesifik dalam satu kota.
Baca Juga: Teknik Marketing Mix, Strategi Pemasaran yang Kreatif dan Efektif!
2. Selling Content
Dalam membuat konten penjualan, Anda tentu harus mampu menjawab apa-apa yang menjadi hambatan konsumen dalam menentukan keputusan. Dalam fase mempertimbangkan ini, Anda seharusnya membuat konten yang benar-benar mampu mempengaruhi konsumen dalam menelurkan keputusan.
Sampaikan keunggulan produk Anda. Juga siapkan jawaban atas pertanyaan dan kebimbangan konsumen dalam memilih produk yang beraneka ragam daari banyak penjual. Artinya Anda harus menyingkirkan faktor penghambat yang menjadikan konsumen kesulitan untuk memberikan keputusan.
Kemas landing page Anda dengan benar dan pelajari cara membuat konten di landing page yang jitu. Anda bisa menggunakan metode hard selling maupun soft selling. Masing-masing ada kelemahan dan kelebihannya. Pemilihan metode tersebut juga tergantung pada produk yang ditawarkan.
Penutup
Marketing funnel strategy memang penting untuk dipelajari. Banyak teori funneling yang diramu oleh pakar pemasaran di seluruh dunia yang bisa anda pelajari. Namun, mereka belum tentu memahami keadaan pasar Anda karena mereka memberikan formula berdasarkan riset atau pengalaman yang mereka alami.
Zeka Digital yang bergerak dalam memberikan jasa SEO menyediakan kosultasi pemasaran bagi Anda yang memerlukannya. Karena itu ambil kesempatan ini untuk mendapatkan masukan dan panduan dari tim kami. Segera hubungi Zeka Digital untuk kemajuan usaha Anda.