Perbedaan Soft Selling dan Hard Selling yang Wajib Anda Pahami

Photo of author

Ditulis oleh Andrian Permana

As a lecturer, researcher, trainer and also someone who likes to write

Apakah Anda sudah pernah mendengar istilah soft selling dan hard selling? Kira-kira apa perbedaan dari 2 istilah tersebut? Untuk mengetahui jawabannya, Anda bisa menyimak artikel kali ini hingga selesai.

Setiap brand, penting untuk mengkomunikasikan campaign yang dibuat untuk disampaikan ke seluruh target sasaran mereka. Campaign tersebut dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian target sasaran.

Berbagai cara dan strategi dibuat dan disesuaikan dengan tujuan produk dan juga target sasaran. Brand juga dapat memilih pendekatan untuk mengkomunikasikan brand lewat hard selling atau soft selling.

Dua pendekatan itu memiliki dampak dan juga cara tersendiri untuk menghasilkan nilai yang maksimal untuk sebuah campaign.

Mengenal perbedaan soft selling dan hard selling, Sumber: zekadigital.com
Mengenal perbedaan soft selling dan hard selling, Sumber: zekadigital.com

Pendekatan Soft Selling dan Hard Selling

Pendekatan soft selling mengkomunikasikan campaign dengan memberikan nilai-nilai yang akan didapat dari brand. Terkadang pendekatan ini digunakan untuk menyampaikan pesan tersirat dengan cerita-cerita inspiratif yang menyentuh hati.

Dalam mengkomunikasikan campaign, pendekatan ini tidak langsung mengajak audiens untuk langsung membeli. Target sasaran diajak untuk memikirkan kembali nilai-nilai yang akan didapatkan dari produknya.

Pendekatan hard selling mengkomunikasikan campaign dengan menunjukkan brand dapat mudah dijangkau oleh target sasaran. Pendekatan ini mengkomunikasikan secara langsung (to the point) tujuan dilakukan pemasaran dari campaign tersebut.

Baca Juga: Sarana Mendatangkan Penjualan dengan Website Marketing

Hard selling ini dapat langsung menunjukkan harga atau promo yang sedang diadakan oleh brand. Melalui pendekatan hard selling, audiens tidak perlu memikirkan nilai-nilai sebuah produk, karena itu prosesnya juga akan lebih singkat.

Pendekatan hard selling ini tidak selalu tentang harga, tapi juga mempersingkat proses atau user considerationnya.

Pendekatan hard selling dan soft selling ini sangat bertolak-belakang dan memiliki cara penggunaan yang berbeda.

Dalam mengkomunikasikan campaign terkhusus di Indonesia, apabila harganya dapat dijangkau oleh target sasaran, maka menggunakan hard selling menjadi lebih efektif.

Apabila harga dari produk tersebut cukup tinggi, maka soft selling adalah pilihan yang tepat. Melalui soft selling, target sasaran akan diajak untuk melihat keseluruhan nilai dan manfaat yang akan didapatkan dari produk tersebut.

Strategi Promosi Soft Selling

Ada banyak strategi promosi soft selling yang bisa Anda lakukan untuk mempromosikan produk Anda. Berikut beberapa contohnya.

1. Membagikan Sample Produk

Strategi pertama yang bisa Anda coba dengan membagikan sample dari produk yang Anda pasarkan. Strategi promosi ini cocok untuk produk baru yang Anda pasarkan.

Tujuannya adalah untuk membuat audiens familiar dengan produk Anda sehingga mereka tertarik untuk membeli dikemudian hari.

Membagikan sample produk, Sumber: food.detik.com
Membagikan sample produk, Sumber: food.detik.com

2. Memberikan Informasi Relevan yang Berguna untuk Audiens

Strategi promosi secara implisit juga dapat Anda lakukan dengan memberikan informasi terkait produk yang Anda buat sehingga bermanfaat untuk audiens.

Memberikan informasi relevan yang berguna untuk audiens, Sumber: pexels.com
Memberikan informasi relevan yang berguna untuk audiens, Sumber: pexels.com

3. Menggunakan Gambar Atraktif dan Ikonik

Penggunaan gambar yang menarik dan ikonik akan membuat produk Anda mudah diingat oleh masyarakat. Tambahkan juga kata-kata unik yang secara tidak langsung menawarkan produk Anda.

Menggunakan gambar atraktif dan ikonik, Sumber: medium.com
Menggunakan gambar atraktif dan ikonik, Sumber: medium.com

4. Giveaway

Teknik promosi giveaway juga populer sejak menjamurnya onlineshop. Cara ini cukup efektif untuk menarik minat beli audiens. Strategi ini juga membantu Anda membangun hubungan baik dengan pelanggan.

“Berlawanan dengan soft selling, hard selling adalah sebuah teknik penjualan dengan cara yang lebih sporadis”

Giveaway, Sumber: pexels.com
Giveaway, Sumber: pexels.com

Strategi Promosi Hard Selling

Meskipun Anda menggunakan hard selling, Anda harus tetap melakukan strategi promosi yang tepat agar audiens tertarik dengan produk yang Anda tawarkan. Berikut beberapa strategi yang bisa Anda tiru.

1. Memberikan Potongan Harga

Potongan harga adalah strategi promosi paling efektif untuk menarik perhatian pembeli. Secara psikologis, potongan harga yang Anda tawarkan akan memberikan efek terjangkau kepada calon pembeli secara tidak sadar.

Dengan begitu, secara tidak langsung mereka akan lebih tertarik untuk membeli produk yang Anda tawarkan.

Memberikan potongan harga, Sumber: pexels.com
Memberikan potongan harga, Sumber: pexels.com

2. Buy 1 Get 1

Selain potongan harga, Anda juga bisa mencoba strategi promosi beli satu gratis satu. Cara ini juga tidak kalah efisien untuk mengundang audiens datang ke tempat Anda jualan.

Buy 1 get 1, Sumber: food.detik.com
Buy 1 get 1, Sumber: food.detik.com

3. Doorprize

Selanjutnya, Anda dapat mempromosikan produk Anda dengan memberikan hadiah tertentu jika pembeli membeli produk Anda. Langkah ini berguna untuk menjaring pembeli secara masif.

Doorprize, Sumber: pexels.com
Doorprize, Sumber: pexels.com

4. Bundling

Bundling adalah teknik penjualan dengan menyatukan beberapa produk dalam satu paket. Cara ini belakangan cukup populer digunakan oleh perusahaan besar yang menjual berbagai produk. Biasanya, mereka membundling produk yang saling berkaitan.

Bundling, Sumber: mamikos.com
Bundling, Sumber: mamikos.com

Soft Selling dan Hard Selling, Mana yang Lebih Efektif?

Dari banyaknya cara-cara promosi yang bisa Anda coba, tentu Anda akan cenderung bertanya, “Mana yang lebih efektif? Soft Selling atau Hard Selling?”. Ternyata dua-duanya bisa jadi efektif jika Anda tahu cara menerapkannya. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari hard selling adalah bisa cepat membuat orang mengenali apa yang ditawarkan. Ketika iklan dilihat oleh mereka yang sedang membutuhkan, maka iklan hard selling akan cepat berhasil.

Tapi jika iklan terlalu sering dilakukan dan orang yang membacanya tidak butuh, maka iklan hard selling akan dilewatkan begitu saja.

Kelebihan dari soft selling adalah bisa membangun brand image yang kuat di mata audiens. Selain itu, bisa membangun relasi jangka panjang dengan mereka yang merasa ada keterkaitan dengan value produk yang diiklankan.

Tapi karena pendekatan yang tidak langsung ke sasaran, waktu yang dibutuhkan untuk berhasil cenderung lebih lama daripada hard selling.

Baca Juga: Mendongkrak Penjualan dengan Membuat Iklan yang Efektif

Jadi, Anda mau pilih soft selling atau hard selling, semua tergantung dengan apa tujuan awal dibangun, dan pilihan itu ada di tangan Anda. Seperti proses SEO, meskipun lama namun akan membangun fondasi yang kuat.

Demikianlah ulasan mengenai perbedaan soft selling dan hard selling yang mesti Anda pahami. Masing-masingnya memiliki kelebihan dan kekurangan yang Anda bisa sesuaikan dengan tujuan Anda. Semoga informasi ini bermanfaat.

Ada informasi tambahan khusus untuk Anda yang sedang mencari jasa digital marketing untuk membantu mengoptimasi website, maka Zeka Digital solusinya. Hubungi kami dan konsultasikan sekarang juga!

Tinggalkan komentar

logo zeka digital official

Zeka Digital merupakan penyadia jasa digital marketing di Indonesia. Kami melayani untuk produk / layanan / jasa yang syar'i. Nikmati pelayanan yang prima, profesional dan amanah untuk usaha di seluruh Indonesia.

Tentang Kami

Zeka Digital - Penyedia Jasa Pemasaran Digital

Pringgolayan, RT.02/RW.44, Banguntapan,
Bantul, Yogyakarta 55198.

0811-265-1453
[email protected]

Chat Konsultasi